Usahaku adalah Mengusahakan yang Terbaik untuk Negeri


Oke, malam ini ada 2 hal yang mentriger gw untuk menulis di blog gw ini. Pertama, adalah perbincangan saya sore ini dengan mentor saya ketika baru pertama kali memasuki dan mengenali sistem dan proses bisnis di kantor saya ini. Salah satu manager yang berkuliah di jurusan yang sama walaupun berbeda universitas, yang pernah dengan sangat baik menjelaskan kepada saya alur proses bisnis. Dimana hingga saat ini, bukan suatu hal yang sulit buat saya untuk menyesuaikan analisa saya terhadap perkembangan yang terjadi di perusahaan. Kata yang sangat saya ingat dari perbincangan saya sore ini adalah bukan apakah saya sanggup menjadi salah satu leader atau pemimpin di perusahaan saya ini karena baru bekerja selama 4 tahun disini. Tapi yang paling penting adalah memberikan apa yang menjadi pengalaman yang saya dapatkan selama 4 tahun ini untuk kemajuan perusahaan saya saat ini. Dalam setiap pekerjaan, naik dan turun bukan hal yang aneh namun apa tujuan dan niat tulus yang telah kita tetapkan menjadi salah satu jalan menunjukkan integritas dan kemampuan kita kepada orang lain. Apalagi perusahaan saya ini banyak sifat sosialnya, namun juga dituntut memiliki profit yang bagus.
Dan pernyataan tersebut juga menjadi sorotan saya, ketika saya menonton kembalik cuplikan wawancara "MATA NAJWA" dengan menteri BUMN saat ini, Bapak Erick Thohir. Jelas sekali bahwa bro menteri, sapaan akrab calon wakil presiden pada pemilihan terdahulu, Sandiaga Uno, sebagai pihak swasta yang memberikan banyak gebrakan dan akan bekerja cepat selama 6 bulan kedapan dan memberikan banyak perubahan sistem di BUMN negeri ini. Beberapa teman juga melakukan review atas apa yang menjadi salah satu kunci pemimpin yang dibutuhkan negeri ini, salah satunya adalah integritas, loyalitas dan juga akhlak.

Ya malam ini gw akan cerita sedikit tentang pekerjaan gw disalah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang developer. Adapun pada awalnya kami memiliki tanggung jawab untuk mendukung terciptanya pembangunan 1 juta rumah namun tidak dapat dipaksakan bahwa cita-cita negara tidak mampu kami tempuh karena kami adalah perusahaan dengan modal yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan di bidang konstruksi saat ini.

Adapun hal yang ingin gw bedah hari ini adalah mengenai fungsi management konstruksi. Pada dasarnya perusahaan gw bukan merupakan perusahaan yang menjalankan proyek. Kami lebih bertugas pada seluruh proses dari penyediaan perumahaan. Konstruksi hanya menjadi bagian yang penting kami cermati karena terkait dengan barang yang akan kami serahkan kepada konsumen kami dan tentunya harus dapat kami pertanggungjawabkan.


Gambar 1. Bisnis Proses

Gambar diatas merupakan gambaran sederhana gw atas apa yang perusahaan gw coba bangun hingga saat ini. Tidak dipungkiri bahwa tujuan utama perusahaan gw adalah memberikan rumah dan perumahan yang layak dengan harga yang murah untuk masyarakat Indonesia. Namun untuk menjadi dewa itu tidak mudah, banyak sekali keterbatasan dan halangan yang kami temui saat ini. Tidak jarang kesulitan itu membuat generasi milenials di perusahaan kami kehilangan motivasi dan semangatnya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik lagi. Nah, kali ini dari kelima bisnis proses sederhana ini akan gw kaitkan dengan fungsi dari managemen konstruksi yang menurut kami tidak asing lagi.

Managemen Konstruksi 
Managemen konstruksi menurut para ahli adalah kumpulan cara yang dikumpulkan agar suatu pekerjaan yang dilakukan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan bersama. Pada konteks ini, untuk mencapai hasil dan tujuan yang dibangun oleh perusahaan gw, setiap karyawan sudah memiliki guideline yang jelas yaitu visi dan misi kita untuk membangun perumahan yang affordable untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Berangkat dari situ gw akan bahas sedikit fungsi dari MK ini sendiri, yaitu:

1. Sebagai quality control kesesuaian perencanaan dan hasil pekerjaan di lapangan, dalam konteks ini hal yang masih gw lihat dalam sistem perencanaan di perusahaan gw telah disusun dengan sangat matang hingga mampu mencapai profit yang diharapkan oleh managemen dan direksi. Tidak dipungkiri bahwa orang orang yang ada dalam jajaran sistem perencanaan ini adalah orang orang terbaik, mendukung baik perencanaan design maupun perhitungan laba. Namun pemegang peran quality control ini bukan berasal dari perencana tersebut namun orang orang dilapangan yang tidak jarang masih memiliki peminatan pada sesuatu, atau bahkan ada beberapa yang tidak mengerti material dan bahan yang dipergunakan dilapangan. Mungkin salah satunya gw. Kadang kala tidak jarang estimator menemukan tidak sesuainya harga di perencanaan terhadap harga dilapangan sehingga akan sulit sekali untuk memberikan kualitas yang terbaik yang diharapkan oleh perencana. Dari kendala tersebut diketemukan bahwa biaya yang dipergunakan di lapangan untuk di implementasikan lebih tinggi dari dana yang telah direncanakan. Dalam hal ini terdapat dua kebimbangan apakah menjaga kualitas atau menjaga efisiensi anggaran.

2. Cost  Control. Seperti yang sudah gw sampaikan sebelumnya bahwa adanya kebocoran anggaran bukan cuma akibat dari adanya ada penyelewangan yang dilakukan dilakukan namun juga akibat harga yang disusun di perencanaan tidak bisa diimplementasikan dilapangan.

3. Time Control. Nah disamping kedua permasalahan yang udah gw angkat sebelumnya time control ini menjadi masalah yang sangat besar untuk kami. Ada siklus yang tidak bisa dipatahkan dari segala sistem kami ini, yaitu permodalan. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak kondisi pembangunan dilapangan yang sangat sulit dilakukan kontrol yang jelas. Jelas sekali sulit kami lakukan karena banyaknya modal yang sangat lambat di kirim kepada kontraktor, disamping kami harus menyelesaikan pekerjaan rumah untuk mendapatkan pemasukan (fresh money) untuk perusahaan. Siklus ini seperti mencari ayam atau telur yang muncul terlebih dahulu ke bumi ini. Lambatnya pemasaran akibat lambatnya pembangunan, namun permodalan dari kantor pusat menjadi sangat sulit karena dari proyek sendiri tidak dapat menghasilkan pendapatan yang jelas. Kondisi tersebut yang tidak jarang menjadikan kontraktor yang masuk kedalam perusahan kami bukan menjadi semakin besar namun juga menjadi semakin sulit bahkan sebagian pailit. Disini kadang gw merasa peran kami sebagai BUMN untuk menjaga ketahanan perekonomian dan buffer perekonomian masyarakat menjadi gagal.

Dari ketiga fungsi ini saja, malam ini gw mencoba merefleksi apa yang bisa gw lakukan untuk perusahaan gw ini.

1. Kerja cepat. Gw membutuhkan rekan dan partner yang mampu bekerja cepat dan tidak merasa tersaingi bahkan merasa semakin termotivasi apabila banyak percepatan yang bisa dilaksanakan. Gw jujur rindu ritme kerja pimpinan gw yang lama, yang jelas sekali memberikan target untuk gw mana mana yang utama dan diselesaikan dalam waktu yang cepat.

2. Caring. Caring disini gw lebih detail memperhatikan proyek yang gw dalami dan memperhatikan setiap cost, time, dan quality terjaga dengan baik.

3. Team work. Terakhir adalah team work dimana penting gw rasa membangun trust membangun kepercayaan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik baiknya. Cara penyajian memang berbeda tapi tujuannya adalah memberikan data detail atas apa yang pimpinan butuhkan.


Sedikit tulisan gw ini mungkin cuma curhatan aja, tapi sangat baik untuk pengembangan gw sendiri dan perbaikan gw kedepannya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Learning Technologist? Apa itu?........................Part 1

3 Rekomendasi Buku yang Mengubah Pola Pikir dan Bagaimana Menjalani Hidup

Pagi dengan Hati yang Merindu......