Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Rumahku, Jangan Ragu lagi....

ceritaku kini tentang dia yang tidak memandangku cukup berharga baginya. baginya tak lebih aku ini dari teman temannya yang lebih hebat disana. dia menghubungi ku hanya karena aku membutuhkannya bukan dia yang membutuhkan ku. tak ada cerita menarik selain cerita tentang hobby, kesuksesan dan keberhasilan dari masing masing kami. tak ada bahagia dan sedih yang kita bagi bersama. tak lama itu aku sadar, aku hanyalah sampah untuknya hanya memenuhi inboxnya saja tanpa pernah berpikir aku penting atau lebih baik lagi aku rumah untuk pulang. Harapan kadang terlalu tinggi membuat ku menjauh aku yang sadar kalau kau memang bukan rumahku dan aku bukan rumahmu akan rumah yang lebih memilihku untuk jadi rumahnya pula Rumahku, jangan ragu lagi. dulu aku sempat merasa dia rumah ternyata bukan dia hanya tempat singgah mimpiku., tempat singgah bahagia ku yang lalu...
tak pernah sebentar aku mencinta selalu lama tinggal cinta seseorang yang tidak bersosok di hati ini hati ini bukan bak penampungan kan? bukan juga tempat sampah dari segala singgah yang mereka lakukan aku membaca buku puisi almost having you semua cerita disana ibarat aku rasakan perihnya aku bayangkan sakitnya apakah aku yang terlalu mudah untuk settle pada 1 hati ataukah aku terlalu berharap terhadap orang yang salah atau hati ini terlalu mudah jatuh cinta pada orang yang salah. Aku ibarat pecinta ulung yang tidak diinginkan tapi menginginkan orang tersebut. membayangkan dia menjadi bagian dari tiap hariku memberikannya ruang untuk bersandar di bahuku saat lelah dan aku kan menangis didadanya saat sedih. Terlalu sulitkah untuk di pilih menjadi wanita sholeha yang menemani 1 imam hingga tempat yang paling indah nanti ataukah aku terlalu pemilih hingga tidak ada pria baik yang memilihku Rahasia Allah.. aku akan sabar memperbaiki diri untukmu wahai pria sholeh

Jakarta dan Preferensi Moda Transportasinya

Pagi Jakarta, Tulisan ini adalah tulisan lanjutan yang telah lama mangkrang dan mungkin sudah menjadi sarang laba-laba. Jadi kita akan lanjutkan dengan perasaan yang dicoba sama dengan kondisi di waktu itu. hehehe.. Pagi itu adalah awal hiruk pikuk Jakarta dimulai. Kenapa? Setelah libur lebaran yang nanggung di hari rabu lalu berakhir. Hari senin ini adalah waktu dimana semua orang memulai hari mereka yang kembali menjenuhkan. Bekerja dan menjadi komuter. Hiruk pikuk jalanan begitu parah saat itu hingga stasiun dan halte sudah dipastikan dibanjiri penumpangnya. Jalanan dibanjiri mobil mobil indah para penduduk kota. Ditambah lagi pagi ini hujan begitu deras, begitu sendu menyapu pagi yang ramai di hari pertama di minggu itu. Ya, Senin. Pengalaman gw menggunakan transportasi kereta dan bus trans memang belum banyak. Tetapi selama masa yang gw lalui selama ini gw selalu tinggal melawan arus dari hiruk pikuk komuter. Baru kali ini gw tinggal di pinggiran Jakarta yang otomatis harus