Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Pernyataannya dan Perbuatanmu

Hingga minggu selanjutnya kabar dari Ringgo tak pernah datang. Sengaja kali ini ku biarkan saja komunikasi kami terputus. Ya mungkin kali ini aku semakin lelah menghadapi Ringgo yang aku rasa semakin membentangkan jarak di hubungan kami. Siang ini, aku ada janji makan siang dengan Rani. Rani memaksa bertemu karena banyak hal yang ingin dia tanyakan kepada ku. Ahh, tak ingin rasanya membahas Ringgo di pertemuan dengan Rani. "Fan, gw udah di kampus lw. Lw lagi dimana?", pesan Rani. "Iya gw mau keluar. Mau makan kemana memang kita? Jangan jauh jauh jam 3 gw ada kelas lagi.", balasku. "Yaudah gw tunggu di parkiran ya.", balas Rani. Kuhampiri Rani yang sedang berdiri dibawah pohon dekat mobilnya diparkir. "Kok lw keluar sih, ayuk jalan keburu kesiangan.", ucapku. "Lw ga bawa mobil? Bensin gw tekor nih.", ucap Rani sambil nyengir. "Dasar ga modal. Lw yang nyetir ya", ucapku sambil melempar kunci ke Rani. "Siap bos&q

Berpikir untuk Menyerah

Weekend ini aku akan memastikan apakah Ringgo jadi datang kerumahku. Aku akan menyiapkan diri untuk pertemuan yang mungkin akan cukup emosional ini. Jujur aku rindu sekali dengan Ringgo. Aku harap Ringgo pun demikian. Mulai dari jumat pagi aku mengirim pesan secara intens pada Ringgo. Setiap tidak dibalasnya aku berusaha menanyakan ulang dan memastikan kalau komunikasi kami berjalanan baik, hari ini hingga besok minimal. "Pagi sayang, sudah di kampus? Jangan lupa sarapan ya", pesanku. Seperti biasa lebih dari 2 jam tak ada balasan. Selesai kuliah jam pertama ku lanjutkan lagi mengirim pesan pada Ringgo. "Sayang, besok mau aku masakin apa? Biar pulang kampus aku sempetin belanja", pesan yang kukirim lagi dimana sebelumya sudah diawali dengan kata "Ping" yang artinya memanggil lagi orang yang sama. Hingga jam makan siang akhirnya kukirim kembali pesan untuk Ringgo, berharap yang kali ini dibalas. Dan bisa janjian makan siang bersama, walaupun sudah

Perasaan Kaku Siang Itu

Lebih dari 3 bulan aku hanya mendapat pesan singkat yang benar benar singkat dari Ringgo. Aku sengaja menunggunya dari jauh dan bersabar jika pekerjaannya segera selesai. Aku yakin Ringgo akan segera kembali seperti Ringgo yang lalu, yang selalu perhatian dan jelas sekali kalau dia sayang denganku. Aku kembali duduk disini. Kali ini bukan Rani partnerku. Tapi Randy. "Ahh aku sudah gila memang, mau saja bertemu Randy disini.", lamunku. "Kalau bertemu Ringgo dan salah paham apa jadinya hubungan kami.", pikirku. Sisi jahatku kemudian bergejolak. "Bahkan hampir sebulan ini, pesannya saja bisa kuhitung menggunakan jari. Jadi apa yang aku harapkan dari Ringgo. Mungkin sebentar lagi dia juga akan meminta putus dengan ku.", lamunku. Sisi baik kemudian menyeruai. "Tapi ini namanya aku selingkuh dong. Apa bedanya aku sama Ringgo kalau begitu. Sama sama tidak ada lebihnya.", tambahku. Sudah sebulan ini, Randy cukup intens menghubungiku, mu

Perkenalan

Sama seperti siang lainnya, aku masih disini. Duduk dikursi yang sama, menanti orang yang sama. Bukan Rani maksudku, ya tapi dia Ringgo. Kubaca kembali pesan yang sudah aku kirim lebih dari 3 jam yang lalu. "Sayang, lagi apa?", pesanku singkat. Pesan semanis inipun tidak ada balasan dari Ringgo. Kututup pesan whatsapp ku. Sambil menyeruput es jeruk yang aku pesan bersama batagor tadi ku mainkan gadgetku sekedar menghilangkan bosan menunggu Rani yang datang terlambat dari janji kami. Kukirim pesan kepada Rani karena bosan menunggu. "Gw ada kelas setengah jam lagi. 10 menit lagi ga dateng gw balik kampus ya.", pesanku sedikit mengancam. "Biar kapok telat terus anak itu", pikirku. Ketika asik dengan gadgetku, kudengar suara laki-laki menyapa didepanku. "Sendirian? Gw boleh numpang duduk sini?", tanyanya ragu. "Sooo......", ucapanku pun tertahan ketika kulihat laki - laki itu adalah laki - laki kemarin yang tak sengaja kutabra

Siang Itu

Seperti biasa, siang inipun aku kembali duduk dibangku yang sama ditempat yang sama. Termangu disini sembari menunggu pesan text yang biasanya hanya kamu kirim dipagi dan siang hari. Menunggu pesan yang biasanya kamu kirim, sekedar mengingatkan makan siang. Sengaja ku tahan tanganku untuk mengirim pesan duluan terhadap mu semenjak intensitas pertemuan kita yang mulai berkurang sejak dua bulan yang lalu. Biasanya bisa pulang dan pergi bersama kekampus, saat ini untuk sekedar mengingatkan makan siang pun mulai terasa menghilang. Handphoneku berdering pelan, ada pesan masuk. Kucoba menenangkan diri dan berusaha memperlambat ritme membuka pesanku. Berharap kalau itu kau yang mengirim pesan dan aku berusaha melakukan gerakan tarik ulur kepadamu. Kuturunkan penanda notifikasi dari bagian paling atas layar teleponku. "Ah, ternyata Rani', keluhku. Kubaca pesan dari Rani. "Fan, tunggu gw bentar ya, dosennya ada kuis mendadak. Jadi mungkin telah setengah jam gw kesana. Tung

Another Struggling Post

Last time i have been suffering to know who i am, what i really wanted, and am i good enough to be person. Now i try hard to know what a good stuffs that i have ever done in my life. Waw, it is reallt though question in my life. Then i realise i have not done anything to others and just make me be rich, and calculate everything with money. I never thought that i had do the things that worth to worth or even the community. I just let my life wasted and grown old without thinking others. But, it is never late to be better right, even i had to climb from the buttom to achieve the peaks. As i know peaks never growing higher. Time to prevail the challenges are just about high your energy and stamina, and big your faith to be there. Nevetheless you had been tired, you don't have to give up. The journey has come to the end. Good luck to myself. Please be strong And the sun will be raised. 08/10/2019 ~gustikaf