Perkenalan

Sama seperti siang lainnya, aku masih disini. Duduk dikursi yang sama, menanti orang yang sama. Bukan Rani maksudku, ya tapi dia Ringgo.

Kubaca kembali pesan yang sudah aku kirim lebih dari 3 jam yang lalu.
"Sayang, lagi apa?", pesanku singkat.
Pesan semanis inipun tidak ada balasan dari Ringgo.

Kututup pesan whatsapp ku. Sambil menyeruput es jeruk yang aku pesan bersama batagor tadi ku mainkan gadgetku sekedar menghilangkan bosan menunggu Rani yang datang terlambat dari janji kami.

Kukirim pesan kepada Rani karena bosan menunggu.
"Gw ada kelas setengah jam lagi. 10 menit lagi ga dateng gw balik kampus ya.", pesanku sedikit mengancam.
"Biar kapok telat terus anak itu", pikirku.

Ketika asik dengan gadgetku, kudengar suara laki-laki menyapa didepanku.
"Sendirian? Gw boleh numpang duduk sini?", tanyanya ragu.
"Sooo......", ucapanku pun tertahan ketika kulihat laki - laki itu adalah laki - laki kemarin yang tak sengaja kutabrak dan bajunya basah.
"Boleh gw pake sebentar bangku dan mejanya? Gw butuh makan untuk melanjutkan hidup.", candanya
"Bentar doang kok, gw mau ada asistensi bentar lagi', tambahnya.
"Ohhh.. boleh kok pake aja dulu. Lagian temen gw belum datang", balasku.

Aku tetap asik memainkan gadgetku dan meninggalkan laki - laki itu makan dengan santai.
"Btw, lw lagi nunggu teman lw yang kemarin?", tanyanya membuka pembicaraan.
Aku kaget mendengar dia mulai membuka pembicaraan denganku, "Hah? Iya, kita biasa makan disini. Bareng sama temen gw yang kemarin".
"Tapi kok gw jarang lihat lw di kampus ya, ketemunya disini terus.", tanyanya berusaha mencari tahu.
"Ohh.. gw memang bukan anak teknik. Gw anak FISIP", balasku.
"Ohh bukan anak teknik", balasnya cepat.
"Kenaliin gw Randi, anak elektro", dengan cepat pula dia memperkenalkan dirinya dan memberikan tangannya.
"Gw Fani.", balasku menyambut jabatan tangannya.

Akhirnya aku meninggalkan gadgetku dan menemani Randi mengobrol sambil dia menghabiskan makanannya.
"Sering makan disini?", tanyanya.
"Iya sering soalnya kampus gw sama sahabat gw kan jauhan dan kantin teknik ini pas ditengah tengah biar ga kejauhan aja gitu." jawabku menjelaskan.
"Jangan sampai dia berpikir aku sedang mencari pacar anak teknik", pikirku.
"Kapan-kapan kalau makan disini, ajak gw biar ga ngelamun sendirian", candanya.
"Gw ga ngelamun kok. Ini tumben aja temen gw telat mungkin lagi sibuk makanya sendirian", balasku.
"Iya kalau kesini lagi kabarin aja. Boleh minta nomor telepon?", tanyanya.
"Hmm..", balasku ragu.
"Gw ga bakalan kirim pesan spam kok atau gangguin.", tambahnya meyakinkan.
"Boleh deh", balasku sambil mengeja nomor telepon ku.
Diapun perlahan mengetik dan mengulang nomor telepon yang aku sampaikan.
"Kalau gw telepon diangkat ya.", candanya.
Belum sempat aku membalas dia sudah berpamitan
"Itu temen lw udah dateng, gw balik kampus dulu ya.", tambahnya.
"Ohh iya..", balasku singkat.

Perkenalan singkat itu, cukup memberikan kesan pada ku. Berbincang dengan orang baru yang sangat jarang aku lakukan. Tapi ngobrol dengan Randi kami bisa ngobrol banyak hal dan ternyata dia orang yang cukup menyenangkan.

"Ngeliatin siapa lw?", tanya Rani penasaran.
"Ngga itu anak yang kemarin", balasku cuek.
"Kok masih inget aja lw.", tanya Rani seperti menginterogasi.
"Udah buruan pesen sana. Gw harus balik kampus nih. Bentar lagi kelas gw mulai", balasku tanpa menjawab pertanyaan Rani.
"Iya bu. Lw ga pesen lagi?", tanyanya.
"Ngga gw udah kenyang.", balasku.

Sambil menuggu Rani, kubuka kembali pesan di handphone-ku. Dan kuketik pesan untuk Ringgo.
"Jangan lupa makan siang ya sayang. Jangan sampai sakit. Love you", pesanku singkat.
Tetap tidak ada balasan, "Padahal ini jam makan siang Go", pikirku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Learning Technologist? Apa itu?........................Part 1

3 Rekomendasi Buku yang Mengubah Pola Pikir dan Bagaimana Menjalani Hidup

Pagi dengan Hati yang Merindu......