Jakarta dan Preferensi Moda Transportasinya


Pagi Jakarta,

Tulisan ini adalah tulisan lanjutan yang telah lama mangkrang dan mungkin sudah menjadi sarang laba-laba. Jadi kita akan lanjutkan dengan perasaan yang dicoba sama dengan kondisi di waktu itu. hehehe..

Pagi itu adalah awal hiruk pikuk Jakarta dimulai. Kenapa? Setelah libur lebaran yang nanggung di hari rabu lalu berakhir. Hari senin ini adalah waktu dimana semua orang memulai hari mereka yang kembali menjenuhkan. Bekerja dan menjadi komuter. Hiruk pikuk jalanan begitu parah saat itu hingga stasiun dan halte sudah dipastikan dibanjiri penumpangnya. Jalanan dibanjiri mobil mobil indah para penduduk kota. Ditambah lagi pagi ini hujan begitu deras, begitu sendu menyapu pagi yang ramai di hari pertama di minggu itu. Ya, Senin.

Pengalaman gw menggunakan transportasi kereta dan bus trans memang belum banyak. Tetapi selama masa yang gw lalui selama ini gw selalu tinggal melawan arus dari hiruk pikuk komuter. Baru kali ini gw tinggal di pinggiran Jakarta yang otomatis harus mengikuti keramaian dari kegiatan komuter setiap paginya. Oke pagi ini gw akan sedikit mengulas tentang pengalaman gw menjadi komuter dan kondisi transportasi terutama di pinggiran Jakarta. Dari ulasan ini mungkin gw sendiri bingung memberikan solusi apa yang terbaik untuk peri - peri Jakarta kita tercinta ini. Ohh ya Selamat Hari Jadi Kota Jakarta ya.. Semoga semakin ramah pada warganya dan menjadi tempat yang nyaman untuk semua orang, baik pengusaha, pekerja atau hanya sekedar penduduknya.

Ulasan gw pertama tentang perbandingan antara Bus Trans Jakarta dan KRL Komuter Line. Oke kedua moda transportasi itu adalah pilihan gw untuk berangkat kekantor. Sebenarnya jarak antara kantor dan juga rumah gw itu ga terlalu jauh hanya CAKUNG - KLENDER. Kebayang kan? Kalau ga macet perjalanan itu bisa ditempuh hanya dengan waktu 5 - 10 menit dengan kendaraan. Tapi kalau macet masya Allah bisa 1 jam bahkan lebih. Jaraknya bahkan tidak sampai 5 km. Gimana ini tentang peri - peri Jakarta? Oke terkait dengan preferensi gw terhadap pemilihan moda diatas, gw lebih memilih membagi perjalanan gw menjadi 2 bagian. Karena gw agak tight sama waktu berangkat dimana shuttle dari lokasi gw tinggal berangkat tepat jam 7 atau kalau mau lebih pagi gw harus berangkat jam 6 pagi. Mau ngapain gw dikantor berangkat jam 6 pagi kan? hehehe.. Jadi tiap senin - rabu biasanya gw prefer untuk kekantor dengan naik kereta. Kenapa? Karena lebih mudah untuk gw prediksi berapa waktu perjalanan dari stasiun cakung yang pasti ga akan kena macet kalau mau sampe ke stasiun buaran (stasiun terdekat dari kantor gw). Gw bisa memastikan selambat lambatnya kereta berjalan gw pasti sampe stasiun buaran dalam waktu 10 menit.

Tapi lw semua harus bayangin perjuangan naik kereta itu luar biasa banget. Gw yang cuma 2 stasiun harus bertahan luar biasa berada didepan pintu supaya gampang turun. Karena kalau udah kedepak ketengah atau agak kedalam bakalan bersaing sama badan badan kekar bapak bapak atau ibu ibu yang monmaap agak lebih lebar. Luar biasa banget kan. Jadi kalau mau naik kereta gw selalu siapin energi untuk sarapan dulu dirumah supaya setidaknya gw punya kekuatan untuk melawan mereka. Kondisi didalam juga sangat ga nyaman. Bahkan lorong itu aja bisa lapis 3 bukan lagi lapis 2, banyaknya orang yang mau melakukan perjalanan dengan kereta ga imbang dibandingkan dengan keretanya sendiri. Suplai demand ini sebenernya permasalahan yang bikin pemilik bisnis moda transportasi ini agak sedikit bingung. Karena jumlah pengguna akan membengkak di waktu pagi dan sore hari aja. Kalau udah siang ataupun jam - jam tanggung ( jam 1-2 sore atau jam 10 - 11 siang) jumlah penggunanya tidak terlalu banyak. Jadi untuk penambahan unit moda atau gerbong akan memberikan masalah lebih Suplai > Demand pada waktu waktu tertentu. Jadi mungkin setiap pagi gerbong kereta yang melakukan perjalanan diperpanjang aja tentunya juga memaksimalkan panjang peron kereta di tiap stasiun. Tapi kalau memang waktu sudah agak siang, operasi gerbong dapat dikurangi. Sebenarnya gw ga terlalu paham sama operasional commuterline jakarta siih, tapi ya itu hanya pandangan awam ya..

Oke pembahasan kedua gw tentang Trans Jakarta. Untuk jalur yang gw lalui itu adalah koridor 11 Pulo Gebang - Kampung melayu. Kalau untuk koridor ini gw akui ga terlalu ramai kalau hanya dari Halte Walikota - Halte Raden Inten tempat gw biasa turun. Gw selalu kebagian duduk dan masuknya pun tidak pernah namanya desak desakan. Secara fasilitas moda ini sangat nyaman dan gw merasa seneng siih naik ini. Yang membuat ini ga nyaman adalah kalau kondisi jalan yang merupakan salah satu jalan menuju kota dari Bekasi ini menjadi tujuan atau tumpahan mobil mobil kota. Jalan itu macetnya ampun ampun. Kadang gw merasa walaupun KRL itu harus desak desakan gw merasa nyaman secara psikologis karena gw akan tetap tenang terhadap waktu dibandingkan dengan perjalanan gw dengan bus trans Jakarta.

Dari hasil sedikit pemikiran gw aja siih. Orang orang kaya gw sebenernya bisa aja memilih jalan kaki kalau misalnya jalanan lagi macet parah dibandingkan dengan naik bus. Toh kalau naik kendaraan gw bisa sampai kekantor gw dengan waktu 10menit tapi kalau misalnya jalanan macet parah gw bisa memastikan dengan jalan kaki akan sampai di kantor dalam jangka waktu 20-30 menit biarpun dengan keringat bercucuran. Jadi, sekali lagi opini ya, jalan jalan di jakarta yang macet parah itu hanya butuh splitzing moda. Banyakin aja alternatif moda transportasi selain pilihannya jalan kaki ya. Selain bus dan taksi, mungkin kita bisa menambahkan sepeda, sekuter, atau apapun yang bisa dipinjam apabila dibutuhkan. dan itu diberikan jalur khusus. Sehingga tidak akan mengganggu kegiatan jalanan apabila orang memiliki preferensi menggunakan kendaraan pribadi. Dengan demikian bus ataupun publik transportasi di jalanan tidak akan terlalu penuh dan "umpel-umpelan". Kalau di Jakarta mungkin bisalah ya mindset itu masuk ke semua pekerja di Jakarta. Apakah ada yang kepikiran begitu.

Lagi hits ya saat ini dengan penerapan ganjil-genap. Yaa.. akan makin penuh aja ya semua publik transportasi di Jakarta. Semoga LRT dapat menjadi jawaban moda preferensi dan memecah komuter yang ada di peri - peri Jakarta. Jadi itu aja sedikit keluh kesah gw dan mungkin agak sedikit bermafaat untuk memberikan sedikit motivasi untuk pemerintah menciptakan transportasi ramah lingkungan untuk Ibukota ataupun mungkin seluruh negeri ya...


Have a nice day fellas.. :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Learning Technologist? Apa itu?........................Part 1

3 Rekomendasi Buku yang Mengubah Pola Pikir dan Bagaimana Menjalani Hidup

Pagi dengan Hati yang Merindu......