Wanita Itu Bukan Kuat Tapi Mereka Hebat


Gw udah pengen banget ngereview film yang mungkin sekarang udah hilang dari jajaran film di bioskop - bioskop tanah air. Kalau berniat nebak, ini adalah film korea yang mengangkat issue right of equality antara laki-laki dan perempuan, atau yang lebih terkenal lagi yaitu issu feminisme.

Pasti ketebak dong ya.. Ya Film Kim Ji Young Born 1982.

Pada awalnya gw merasa film ini banyak mengangkat issu kesetaraan gender. Ditunjukkan bahwa wanita juga memiliki hak dalam mengerjakan apa yang mereka sukai. Bekerja salah satunya, bukan hanya karena mereka membutuhkan uang, namun juga karena bekerja itu memberikan kepuasan dan pengakuan terhadap dirinya sendiri. Bahwa pada dasarnya mereka itu mampu menghasilkan karya ataupun memiliki cita-cita yang bisa saja mereka capai dari hasil kerja keras mereka. Bukan mereka harus "give-up" atas apa yang mereka sukai demi sesuatu hal yang tidak mereka sendiri inginkan. Gw mau bahas sedikit sudut pandang gw ya...

Korea sebagai Negara Maju Ternyata.....

Gw jujur kaget banget ketika cerita begini diangkat di negara maju seperti Korea Selatan. Belakangan memang kencang dan banyak cerita tentang issu sosial yang menjadikan beberapa artis kpop mengakhiri hidup mereka akibat banyaknya tanggapan negatif dari pada netizen yang maha benar ini. Namun gw ga nyangka ternyata mereka juga struggle pada issu tentang kesetaraan gender. Dari kondisi tersebut ternyata kesetaraan gender bukan hanya ada pada negara negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia ataupun mungkin Malaysia. Namun juga pada negara negara yang memiliki tradisi partriarki yang cukup kuat seperti Korea Selatan. Jelas sekali tradisi patriarki terlihat pada saat ayah atapun orang tua dari ayah Ji Young selalu memberikan previlege terhadap anak laki-laki terakhir di keluarganya. Mereka memberikan segala keutamaan pada anak lelakinya dan memberikan perhatian mereka pada anak laki-laki, sedangkan anak perempuan hanya dipandang sebelah mata.

Source : youtube.com/kimjiyoungtrailer

Potongan cuplikan diatas menggambarkan bahwa adanya keinginan dari Ji Young, pemeran utama untuk meniti karir walaupun ada diantara kerasnya persaingan dengan laki-laki dan diposisi dimana wanita selalu di underestimate oleh laki-laki. Menurut pemeran utama, wanita harusnya memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan pekerjaan yang memang dia sukai, namun kondisi memaksanya tidak dapat melakukan hal yang diinginkannya.

                                                    Source : youtube.com/kimjiyoungtrailer

Kalau teman teman belum nonton, dalam adegan itu dijelaskan bahwa Ji Young merasa kalau memiliki anak akan merubah sepenuhnya dirinya. Akan merubah semua jalan kesuksesan yang telah dia bangun untuk mendapatkan sukses. Disana jelas digambarkan ada rasa bergejolak dalam diri Ji Young dimana disatu sisi dia ingin memberikan kebahagiaan pada suaminya namun juga ingin sukses dipekerjaannya.

Dari sudut pandang gw, dalam pemeran ini belum jelas, apakah memang dia merasa kalau yang lebih utama adalah keluarganya itu akibat dorongan dari orang tua ataupun keluarga mereka ataukah dari dirinya sendiri. Setiap wanita yang tidak bekerja memang melakukan pekerjaan full time tanpa dibayar, bahkan tidak memiliki jam kerja yang pasti. Tapi menurut gw pasti ada panggilan dalam diri wanita tersebut untuk melakukan itu ataupun mengambil keputusan sebaliknya. Bagaimanapun, tetap saja wanita memiliki nurani untuk menjaga keluarganya. Nah, dalam adegan diatas jelas sekali itu tergambarkan dari pemeran Ji Young.

Mental Illness Awareness

Menurut gw film ini, beneran menggambarkan drama yang jujur. Dimana drama itu bisa saja kita temui di kehidupan kita dimana kita juga harus aware adanya keharusan untuk menjaga kesehatan mental kita sendiri. Tidak semua orang yang terlihat kuat mereka sehat secara mental. Kehidupan seorang manusia tidak hanya bisa kita lihat kasat mata. Data dari WHO tahun 2017 menjelaskan bahwa kurang lebih 10% dari seluruh penduduk dunia diindikasikan hidup dengan penyakit mental. Dimana artinya 1:10 orang mungkin saja memiliki penyakit mental. Disamping, penduduk dunia juga mengalami beberapa disorder lain, diantaranya gangguan kecemasan, depresi dan juga gangguan mental lainnya yang sangat memberikan dampak perubahan pada kebiasaan (behavioural change), kondisi fisik (physical change), dan juga kehidupan sosial (social change). Dari keseluruhan disorder tersebut juga kecenderungan dialami oleh wanita. Artinya wanita tak sekuat baja ya.. Mereka jelas sekali memakai hati untuk menjalankan hidupnya.

Dengan kondisi masyarakat kita saat ini, tidak jarang mental illness dipicu dari social lyfe. Dimana banyaknya tuntutan terhadap seseorang atau munculnya masalah keluarga yang sangat cepat memberikan pengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Memang benar adanya hidup harus balance namun tidak semua orang bisa menyadari dan belajar terhadap balancenya hidupnya. Tidak jarang juga di era ini, seseorang tumbuh tanpa tahu apa yang mereka ingin kerjakan. Ditambah lagi media sosial yang sangat bebas memberikan judgement terhadap suatu hal. Life is so damn hard!!

Sebelum film ini, ada juga drama korea yang fokus pada kondisi mental di Korea. Dimana digambarkan seorang dokter yang mencintai seseorang dengan kelainan mental. Lebih tepatnya penyakit Schizophrenia. Ya penyakit ini memang tidak dapat disembuhkan. Namun dengan teknologi dan dokter yang mendalami pasien ternyata symptoms dari penyakit ini dapat dikurangi dan akhirnya bisa menjalani kehidupan normal. Sebenarnya tidak ada salahnya untuk menemui psikolog apabila mendapati diri kita tidak nyaman dan merasa selalu gelisah terhadap sesuatu hal. Kadang yang manusia butuhkan hanya menjadi manusia kok, jadi jangan memaksa diri untuk jadi sempurna. Cukup ceritakan, bahkan hingga menangis itu bukan suatu kesalahan sampai akhirnya elu harus menjadikan diri elu hina. Bahkan disuatu wawancana di youtube gw mendapati ada artis yang juga menemui psikolog untuk mendengarkan ceritanya. Hanya untuk memberikan perspektif lain atas dirinya. Kadang yang dibutuhkan itu bukan judgement tapi tapi seseorang itu butuh didengarkan dan berikan masukan. Makanya bully, baik dengan kata maupun dengan tindakan itu menurut gw sangat jahat sih. Tidak semua mental seseorang sekuat itu, biarpun tidak semua omongan harus dicerna dan dimasukkan hati tapi pasti ada kekesalan dan akhirnya bisa saja menimbulkan insecurities dari seseorang tersebut.

Perspektif Wanita

Pernah ga lw mendengar seorang ibu memberikan doktrin kepada anak perempuannya untuk bersekolah yang tinggi, bekerja dan menjadi sukses. Ya kalimat itu bahkan yang disampaikan nyokap gw seorang ibu rumah tangga. "Jangan seperti ibu, yang hanya tinggal dirumah dan tidak bisa memiliki uang sendiri. Berjuang untuk keluarga tanpa mendapatkan bayaran". Gw juga pernah menulis sebelumnya mengenai kemapanan seorang wanita dan itu jelas sekali berbau negatif (read : mapan finansial )

Gw sendiri kemudian mendapati 1 pendapat dari teman gw, yang menurut gw menarik. Dari sini gw lihat bahwa dia bukan melihat dari perspektif partriarki atau kesetaraan gender. Tapi lebih lovable melihat dari kondisi kesehatan keluarganya. Dalam insta storynya ditulis bahwa "Apakah dengan ibu bekerja aku akan bisa tumbuh seperti ini?" dan menekankan bahwa seorang ibu rumah tangga jangan kemudian merasakan dirinya lebih rendah dari orang lain. Tapi lihat apa yang bisa dia lakukan untuk keluarganya. Anak-anak yang berhasil dan tidak nakal merupakan sebuah achievement yang besar untuk orang tua termasuk IBU.

Pemahaman ini penting banget untuk semua ibu, bahwa doktrin terhadap anak perempuan mereka untuk sukses tidak masalah. Tapi jangan mengecilkan pekerjaan sebagai seorang ibu rumah tangga. Itu juga yang sedang gw berusaha terima bahwa dirumah wanita bukan hanya menjadi ibu, namun juga dapat menjalankan hobbynya serta tumbuh menjadi ibu yang menginspirasi. Bahwa tidak semua ibu rumah tangga hanya nggegosip kerjanya, atau bersihin rumah yang tidak pernah bersih, berdaster dan sebagainya. Tapi juga bisa menjadikan diri mereka lebih dari itu. Gw belajar dari teman gw, Ibu rumah tangga yang menurut gw cerdas dan tahu kapan seseorang bisa menjadikannya ibu yang hebat untuk anak-anaknya namun juga bisa mendapatkan prestasi


Jadi, menurut gw, untuk para wanita, yang dibutuhkan itu bukannya pengakuan apakah kita bekerja di perusahaan hebat, memiliki jabatan tinggi dan menghasilkan banyak uang. Tidak perlu ambil pusing dengan segala pemikiran orang yang mungkin tidak kita kenal dan memberikan judgement jahat terhadap diri kita. Paling utama adalah apa yang kita kerjakan memiliki manfaat dan menjadikan diri kita bahagia. Kita tahu apa yang menjadi prioritas kita dan memberikan kebaikan untuk sekitarnya. Untuk seluruh wanita jangan takut hidupmu akan berakhir dengan hanya menyelesaikan pekerjaan rumah. Karena dari rumah itu kamu dapat juga tumbuh mengagumkan dan akan sangat menginspirasi tentunya. 1 hal yang masih gw percaya sampai saat ini adalah "Wanita akan resign pada waktunya". Wanita itu bukan cuma kuat tapi mereka hebat :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Learning Technologist? Apa itu?........................Part 1

3 Rekomendasi Buku yang Mengubah Pola Pikir dan Bagaimana Menjalani Hidup

Pagi dengan Hati yang Merindu......