Agama Ku dan Negara Ku


Hai guys,,
apa kabar nih semua..
Wah gw lagi ga tau mau ngapain siih sebenernya.
Kerjaan kantor udah hampir beres semua dan pak Bos lagi ga ada, jadi ya waktunya santaai..
Eits.. tapi kita ga boleh santaai hahaha...

Persiapan gw pindah rumah udah hampir 60% gengs.
Tar kapan kapan kalau apartemen ini udah jadi dan kece gw bagi disini yaa..
Semoga bisa jadi salah satu inspirasi design buat yang baca..

Oke, tulisan ini sebenarnya bermula dari puisi ibu Sukmawati Soekarnoputri yang merupakan keluarga bapak negara kita. Gw merasa mungkin puisi itu berangkat dari keresahan beliau terhadap memudarnya sifat nasionalis terkalahkan dengan paham yang saat ini ada yang lebih cenderung menyalahkan salah satu agama ataupun sebaliknya. Gw muslim dan gw bukan memungkiri kalau ada ayat yang jelas menyatakan tentang pemimpin muslim dan gw percaya itu, karena keyakinan gw terhadap agama gw dan Tuhan gw pasti benar. Mungkin Ibu merasa saat ini, kita tidak lagi memberikan warna kebangsaan terhadap kehidupan gw sehari-hari.

Gw pribadi tidak pernah mendukung "oknum" yang menjatuhkan 1 pihak tertentu karena agamanya berbeda dari gw. Gw lebih berpikir selama dia bisa memberikan kontribusi terhadap negeri ini, kenapa hasil kerjanya tidak dihargai malah menyalah-nyalahkannya. Apa karena agamanya berbeda, harusnya tidak begitu kan kawan. Jelas sekali agama kita mengajarkan tentang kelembutan hati, atau bahkan tentang menebar kebaikan. Jangan karena kita berbeda kita langsung membuat satu pihak jatuh padahal jelas sekali orang tersebut telah memberikan kontribusi baik untuk negeri ini. Bukankah makna dari bhineka tunggal ika adalah berbeda-beda namun tetap satu. Itulah yang menjadi dasar dihargainya tiap umat beragama di negeri ini. Lalu mengapa menjatuhkan salah satu agama untuk meninggikan agama lainnya atau bahkan membawa-bawa isu kebangsaan dan cinta tanah air?

Awal mendengar bait pertamanya gw kaya merasa tersentuh kalau misalnya itu hanya keresahan Ibu terhadap wanita-wanita Indonesia yang saat ini mulai meninggalkan tradisi lama. Menurut gw, kita tetap memiliki jiwa kebangsaan kita kan ga perlu setiap hari memakai kebaya, bersanggul ataupun tinggal ditengah tengah hutan ataupun desa kan. Hal ini jaman sebelum merdeka sih menurut gw,. Cara kita anak muda mengisi kemerdekaan harus berubah walaupun hati kami ini tetap milik Negara Kami Indonesia. Kami anak muda biarpun kami memakai jilbab tetaplah memperjuangkan agama dan negara ini. Tidak ada bedanya sikap kami mempertahankan negara kami biarpun agama kami ini muslim dan kami memakai jilbab. Tak bedanya sikap kami sebagai warga negara biarpun kami bisa berbahasa asing lainnya ataupun mungkin kami tinggal di luar negeri. Banyak teman-teman kami yang tetap rindu terhadap negara ini, Indonesia. Yang akhirnya apapun ilmu yang mereka dapat disana tetap mereka bawa pulang, untuk mengembangkan Indonesia dengan segala ilmu dan kemampuan yang mereka punya.

Janganlah menjudge satu agama sebagai agama yang salah dan menjadi penyebab dari kesalahan yang ada disini. Itu hanya sikap dari sebagian pihak yang kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu apa yang ada di hati dan benak mereka. Jadi kalau menurut gw pribadi yang dibutuhkan orang-orang Indonesia saat ini, muda, tua maupun anak-anak yang dibutuhkan adalah memahami perbedaan bukan menyalahkan perbedaan, yang dibutuhkan bukan menutup diri sehingga kita harus tinggal didesa tapi merantaulah sejauh mungkin supaya kita memahami negara lain dan lebih tangguh secara pribadi. Karena jujur secara menyeluruh yang dibutuhkan negara ini bukan menunjukkan pihak mana yang lebih baik, pihak mana yang lebih besar, dan pihak mana yang lebih banyak. Yang dibutuhkan oleh negara ini, adalah anak-anak muda dan seluruh bangsa yang bersatu dan bekerja sama bahu membahu untuk membangun negeri diseluruh pelosok negara.

Jadi jangan terlalu fokus terhadap agama apabila kita bicara tentang negara, tapi coba lihat prestasinya, coba perhatikan kontribusi dan niat baik yang telah dia lakukan untuk membangun negeri ini. Karena ga ada waktu lagi untuk kita menyalahkan siapapun, negara kita sudah terlalu tua untuk menjadi negara yang makmur dan besar. Kita sudah terlalu tua negara kita ini, seharusnya sudah tidak ada lagi anak-anak bangsa yang tidak sekolah, tidak ada lagi keluarga keluarga yang kesulitan untuk makan setiap harinya. Coba pikirkan itu kawan. Sudah tidak ada lagi waktu untuk hal yang seperti itu, bangun setiap mindset kita untuk lebih memahami keberagaman dan bekerja sama untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun negara ini.

Gw adalah keluarga tentara, dimana orang tua gw hidup selalu berpindah dari kota yang mayoritas muslim (Aceh) maupun kota yang mayoritas bukan muslim (Biak). Bahkan gw kesana dan tidak pernah rasanya gw mendengar ada keributan diantara mereka biarpun dalam bagian mereka ada orang yang muslim ataupun sebaliknya. Mereka tetap hidup rukun padahal kondisi tersebut ada di desa bahkan pedalaman. Kenapa di kota yang besar, bahkan apapun yang diucap dapat tersiar keseluruh pelosok kita tidak bisa memberikan nuansa tersebut. Apalah artinya bersuara yang memekakkan telinga apabila suara itu tidak memberi manfaat. Apalah artinya hati dan pikir ini apabila tidak bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Sama seperti komen gw yang lalu bukannya yang dicari rahmatalilalamin?

Tulisan ini gw dedikasikan untuk HUT TNI-AU 9 April lalu. Semoga tentara kita dapat bekerja sebaik-baiknya menjaga udara Indonesia. Selain itu, semua tentara juga bisa maju dan berkembang dan mengembangkan segala dedikasinya untuk negeri ini. Bukan hanya sekedar bekerja menantang maut, tapi pekerjaan itu adalah pekerjaan mulia yang mampu memberikan manfaat untut seluruh bangsa Indonesia...


Ps. Untuk bapakku yang bekerja sebagai tentara. We always proud of you Pak. #HormatGrak!!
---------------
Berbeda itu indah :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Learning Technologist? Apa itu?........................Part 1

3 Rekomendasi Buku yang Mengubah Pola Pikir dan Bagaimana Menjalani Hidup

Pagi dengan Hati yang Merindu......